Pendidikan ialah salah satu hal penting bagi manusia. Betuk
pendidikan bisa secara akademik atau non akademik. Pemerintah telah
melakukan berbagai cara untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia
tercinta ini. Mulai dari Program Wajar (wajib belajar) Sembilan Tahun
sampai Wajar Dua Belas Tahun. Pembagian beasiswa dalam dan luar negeri
pun termasuk dalam salah satu program pemerintah.
Adanya UU tentang pendidikan memberikan garis tebal bahwa pendidikan
harus dilaksanakan secara merata dan tanpa pengecualian. Sekolah
negeri, sekolah swasta, bahkan sekolah luar biasa (SLB) menjadi tempat
formal untuk mendapatkan pendidikan.Berbicara tentang SLB, tidak akan
lepas dari keberadaan anak luar biasa (ABK). ABK ialah anak yang
memiliki grafik perkembangan yang berbeda dari anak normal. Grafik
tersebut bisa naik dan turun. Ada beberapa kategori ABK diantaranya
Tunagrahita, Tunawicara, Tunarungu, Tunalaras, Tunanetra, Tunadaksa,
Anak berkesulitan belajar, dan anak yang terlampau pintar.
Sementara ini yang akan saya bahas ialah tentang anak tunagrahita.
Banyak yang berasumsi bahwa anak tunagrahita sama dengan anak idiot.
Asumsi tersebut kurang tepat karena sesungguhnya anak tunagrahita
terdiri atas beberapa klasifikasi. Tunagrahita ialah istilah yang
digunakan untuk anak yang memiliki perkembangan intelejensi yang
terlambat. Setiap klasifikasi selalu diukur dengan tingkat IQ mereka,
yang terbagi menjadi tiga kelas yakni tunagrahita ringan, tunagrahita
sedang dan tunagrahita berat.
1. Tunagrahita Ringan
Anak yang tergolong dalam tunagrahita ringan memiliki banyak
kelebihan dan kemampuan. Mereka mampu dididikdan dilatih. Misalnya,
membaca, menulis, berhitung, menjahit, memasak, bahkan berjualan.
Tunagrahita ringan lebih mudah diajak berkomunikasi. Selain itu kondisi
fisik mereka tidak begitu mencolok. Mereka mampu berlindung dari bahaya
apapun. Karena itu anak tunagrahita ringan tidak memerlukan pengawasan
ekstra.
2. Tunagrahita Sedang
Tidak jauh berbeda dengan anak tunagrahita ringan. Anak tunagrahita
sedang pun mampu diajak berkomunikasi. Namun, kelemahannya mereka tidak
begitu mahir dalam menulis, membaca, dan berhitung. Tetapi, ketika
ditanya siapa nama dan alamat rumahnya akan dengan jelas dijawab. Mereka
dapat bekerja di lapangan namun dengan sedikit pengawasan. Begitu pula
dengan perlindungan diri dari bahaya. Sedikit perhatian dan pengawasan
dibutuhkan untuk perkembangan mental dan sosial anak tunagrahita
sedang.
3. Tunagrahita Berat
Anak tunagrahita berat disebut juga idiot. karena dalam
kegiatan sehari-hari mereka membutuhkan pengawasan, perhatian, bahkan
pelayanan yang maksimal. Mereka tidak dapat mengurus dirinya sendiri
apalagi berlindung dair bahaya. Asumsi anak tunagrahita sama dengan anak
Idiot tepat digunakan jika anak tunagrahita yang dimaksud tergolong
dalam tungrahita berat.
Melalui sedikit penjelasan tentang anak tunagrahita, semoga pembaca
yang masih menganggap semua anak tunagrahita itu anak idiot dan tidak
memiliki kemampuan apa-apa tidak lagi berpikiran semacam itu. Setelah
mengetahui hal ini pula kiranya dapat disosialisasikan kepada siapa saja
yang masih belum tahu.
Anak luar biasa hanya sdikit berbeda dari anak normal. Namun
sesungguhnya dibalik “keluarbiasaannya” mereka benar-benar luar biasa.
Kepercayaan ialah hal yang sangat dibutuhkan dan menjadi bagian yang
sangat berharga. Jangan pernah memandang sebelah mata akan apa yang
hanya terlihat dari luarnya saja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar